BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 16 April 2009

BERITA OPINI LAINNYA Mencermati Kisruh Pemilu di Aceh17-Apr-2009, 11:05:00 WIBPrabowo, the Next Presiden?17-Apr-2009, 03:10:21 WIBTingkah Aneh Caleg dan Kecurangan Pasca Pemilu17-Apr-2009, 03:01:40 WIBMenakar Peluang SBY-JK Versus Prabowo-Akbar16-Apr-2009, 20:55:32 WIBWartawan Menggugat16-Apr-2009, 18:12:50 WIBMusim Paceklik16-Apr-2009, 18:04:22 WIBPKS vs Golkar, Siapakah Pemenangnya?16-Apr-2009, 02:55:56 WIBKualitas DPR Aceh di Masa Depan16-Apr-2009, 00:38:42 WIBLunturnya Dasar Negara di Aceh16-Apr-2009, 00:11:42 WIBPKS Vs Golkar,Siapakah Pemenangnya?15-Apr-2009, 22:52:56 WIB
KabarIndonesia - Oleh: Joss WibisonoSementara di Indonesia berlangsung protes menentang kenaikan harga BBM, minggu lalu beberapa pakar Indonesia pelbagai negara berkumpul di Amsterdam membahas 10 tahun reformasi. Berhasil atau gagalkah Reformasi? Atas inisiatif Institut Kajian Asia Tenggara dan Karibia KITLV di Leiden, Kajian Asia Universitiet van Amsterdam dan situs internet Inside Indonesia di Australia, selama dua hari pekan lalu di Amsterdam berlangsung konperensi "Indonesia 10 Tahun Kemudian." Pakar Indonesia dari Belanda, Jerman, Inggris, Australia, ...' name=description>
Opini Menimbang 10 Tahun ReformasiOleh : Redaksi-kabarindonesia 01-Jun-2008, 12:14:27 WIB - [www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia - Oleh: Joss WibisonoSementara di Indonesia berlangsung protes menentang kenaikan harga BBM, minggu lalu beberapa pakar Indonesia pelbagai negara berkumpul di Amsterdam membahas 10 tahun reformasi. Berhasil atau gagalkah Reformasi? Atas inisiatif Institut Kajian Asia Tenggara dan Karibia KITLV di Leiden, Kajian Asia Universitiet van Amsterdam dan situs internet Inside Indonesia di Australia, selama dua hari pekan lalu di Amsterdam berlangsung konperensi "Indonesia 10 Tahun Kemudian." Pakar Indonesia dari Belanda, Jerman, Inggris, Australia, Amerika dan dari Indonesia sendiri memaparkan pikiran-pikiran mereka membahas masa pasca orde baru yang dikenal sebagai zaman reformasi. Kemajuan apa yang berhasil dicapai di bidang reformasi politik dan ekonomi? Apa saja hambatan-hambatan utamanya? Bagaimana identitas agama dan politik kesukuan berkaitan dengan keindonesiaan warganya? Bagaimana pula dengan kesenian rakyat? Pertanyaan-pertanyaan tadi diupayakan dijawab dalam pertemuan di Amsterdam itu. Contoh berhasilKalau harus menunjuk satu keberhasilan pasti dalam 10 tahun reformasi, maka pasti orang akan berbicara dengan Aceh. Aceh adalah keberhasilan yang sama sekali tidak diduga, demikian Ed Aspinall, peneliti Aceh pada Australian National University di Canberra. Ed Aspinall: Menurut saya keberhasilan di Aceh ini betul-betul berarti suatu keberhasilan yang sangat menakjubkan dan iya bisa dikatakan saya rasa sebagai keberhasilan terbesar sejak reformasi ini mulai. Karena merupakan suatu keberhasilan yang sama sekali tak terduga, begitu. Saya sendiri selama meneliti masalah Aceh selama beberapa tahun itu saya tidak pernah berfikir bahwa hasilnya akan sebaik ini. Dan bukan hanya untuk Indonesia tetapi untuk seluruh kawasan Asia saya kira jarang sekali ada proses perdamaian yang begitu berhasil. Di samping masalah yang masih ada, corak wajah Aceh memang sudah lebih baik, lebih hidup dari zaman bencana tsunami dulu. Juga lebih aman dari ketika masih berlaku DOM semasa orde baru. KemiskinanPerekonomian Indonesia zaman sekarang juga jelas lebih baik katimbang 10 tahun silam, ketika krismon meruntuhkan orde baru dan mendongkel Soeharto dari kursi RI1. Tapi bagaimana dengan kebijakan ekonomi pemerintah sekarang? Sudahkah beleid itu bebas dari jejak-jejak orde baru? Anne Booth, guru besar ekonomi pada University of London mencatat sudah sejak 1999 orang mulai optimis dengan perekonomian Indonesia. Tapi pemulihan ekonomi berlangsung lambat. Baru pada tahun 2003 pendapatan nasional kembali seperti tingkat tahun 1996. Tapi jumlah orang miskin ternyata meningkat. Masalahnya adalah apakah peningkatan harga BBM sampai 30% itu bisa dibilang berkaitan dengan upaya memerangi kemiskinan. Memang sudah disediakan bantuan tunai langsung, sesuatu yang tidak dilakukan oleh Soeharto. Tetapi tidak bisa disangkal bahwa penaikan BBM itu adalah resep lama yang dulu sudah berkali-kali dikerjakan oleh orde baru dengan Mafia Berkeley sebagai penentu kebijakan ekonominya. Pemerintahan SBY-JK ternyata tidak kreatif menemukan kebijakan lain yang benar-benar baru, yang hanya mengulang-ulang resep orde baru dulu. Bukankah dengan politik yang lebih bebas dan lebih baik dari zaman Soeharto dulu, SBY-JK seharusnya juga menempuh kebijakan ekonomi yang lain. AhmadiyahMasalah besar lain yang dihadapi oleh SBY adalah soal Ahmadiyah. Kalau di zaman Soekarno dan Soeharto Ahmadiyah tidak diusik apalagi diganggu gugat, bagaimana mungkin sekarang mereka menjadi sasaran tindakan kejam? Noorhaidi Hasan adalah pengamat Islam yang menulis buku Laskar Jihad. Noorhaidi Hasan: Ya bagi saya reformasi mengalami kegagalan dalam paling tidak satu hal yang berhubungan dengan isyu ini. Reformasi gagal untuk memperkenalkan satu mekanisme yang tepat untuk mengatur keragaman keberagamaan, melindungi hak-hak asasi bagi kelompok-kelompok minoritas, kelompok-kelompok yang kecil yang terpinggirkan dan lain sebagainya. Nah, memang ini tidak gampang. Seperti utopi, ide mengelola keberagaman agama itu seperti hanya ada pada dataran yang idealistik. Tapi saya kira tidak juga. Kalau tokoh-tokoh reformasi dan politisi-politisi sadar betul akan ancaman penyeragaman budaya yang dikembangkan oleh kelompok-kelompok yang lebih konservatif, mestinya mereka harus mencoba untuk duduk bersama, memikirkan bagaimana cara yang tepat agar ekspresi-ekspresi keagamaan, simbul-simbul keagamaan yang hadir di ruang publik tidak merugikan kepentingan masyarakat banyak. Itu agenda bersama yang perlu dipikirkan. Ya, tentu kita tidak mau kembali ke zaman otoriter, mengunci ruang-ruang aspirasai bagi masyarakat banyak. Tetapi juga saya kira ada batas-batas sampai sejauh mana kita bisa terus dengan simbul-simbul agama itu. Kalau toh ternyata malah merugikan kepentingan yang lebih luas kenapa kita tidak berusaha untuk mengaturnya atau mengatakan tidak. Tidak! Terhadap kalangan yang atas nama kebebasan malah justru menyebabkan ketidakbebasan orang lain. Nah, kalangan yang benar-benar bebas pada zaman reformasi ini tak pelak lagi adalah orang Tionghoa. Setelah orang Tionghoa menjadi korban pada Tragedi Mei 1998, kini mereka tidak lagi mengalami penindasan seperti zaman orde baru dulu. Benarkah demikian? Berikut penuturan Tintin Wulia, seorang seniman Bali keturunan Tionghoa Tintin Wulia: Ya, kelihatannya semua orang bisa merayakan Imlek, terus bisa berbahasa Mandarin, ah pokoknya itu jadi euforia juga, gitu ya. Tapi entah kenapa saya rasanya enggak terlalu ada hubungan sama itu. Maksudnya, mungkin juga bagaimana saya dibesarkan, gitu ya. Karena ya selama, dari saya lahir sampai tahun 2000 yang Gus Dur pertama kali memperbolehkan perayaan Imlek, misalnya. Itu waktu cukup lama, dari 1972 sampai 2000 itu, ya, saya merasa itu juga sudah bukan bagian hidup saya. Yang saya alami sekarang itu malah justru masih ada gitu takut-takutnya, terus masih ada penolakan. Maksudnya kalau misalnya saya dibilang Cina. Itu masih ada sesuatu, ada rasa. Jadi sepertinya kok ada diskrepansi antara yang dibilang wah sekarang sudah bebas sekali. Tapi kok saya sendiri, ini betul-betul saya sendiri, itu merasa saya bukan bagian dari itu. Ya, itu ada diskrepansi antara apa yang terjadi di luar yang sepertinya, wah ada Four Seasons kan, waktu itu manggung di Taman Anggrek, merayakan Imlek. Yang pertama kali di kepala saya, saya lihat wah, ini hebat banget, Four Seasons itu katanya Band Indonesia. Tapi saya waktu itu enggak denger waktu itu di Taman Anggrek, saya pikir itu di Singapura. Jadi itu seperti suatu realitas yang tidak berakar di Indonesia. 10 tahun kebebasan setelah 32 tahun ketidakbebasan orde baru jelas masih harus diberi makna supaya artinya benar-benar bisa diresapi. Setelah tiga dasa warsa orde baru orang Indonesia memang harus kembali menemukan keindonesiaannya. Sumber: Radio Nederland Wereldomroep (RNW)Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.comBerita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:www.kabarindonesia.com

0 komentar: